Jumat, 06 Januari 2017

makalah kurikulum



BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan manusia, perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia. Kalau bidang-bidang lain seperti ekonomi, pertanian, arsitektur, dan sebagainya berperan menciptakan sarana dan prasarana bagi kepentingan manusia, pendidikan berkaitan langsung dengan pembentukan manusia. Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkan.
Landasan pengembangan kurikulum dapat menjadi titik tolak sekaligus titik sampai. Titik tolak berarti pengembangan kurikulum dapat didorong oleh pembaharuan tertentu seperti penemuan teori belajar yang baru dan perubahan tuntutan masyarakat terhadap fungsi sekolah. Titik sampai berarti urikulum harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat merealisasi perkembangan tertentu, seperti dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tuntutan-tuntutan sejarah masa lalu, perbedaan latar belakang  murid, nilai-nilai masyarakat, dan tuntutan kultur terentu.[1]
Adapun landasan-landasan utama dalam pengembangan kurikulum yaitu: landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya dan landasan perkembangan ilmu dan teknologi. Sedangkan pada makalah ini hanya dibahas tentang landasan filosofis, landasan psikologis serta landasan sosial budaya.






BAB II
PEMBAHASAN

Landasan filosofis Pengembangan Kurikulum

1.    Pengertian Filsafat
Istilah filsafat adalah terjemahan dari bahasa inggris “phylosophy”yang berasal dari perpaduan bahasa Yunani “philien” yang berarti cinta (love) dan “sophia” atau wisdomitu yangberarti artinya kebijaksanaan. Jadi  secara  etimologi  filsafat  berarti  cinta kebijaksanaan  atau love of wisdom.[2]Secara  operasional  filsafat  mengandung  dua  pengertian,  yakni sebagai  proses  (berfilsafat)  dan  sebagai  hasil  berfilsafat  (sistem teori  atau  pemikiran).Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah pentingnya rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum sebagai rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk pelaksanaan di sekolah.
Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita masyarakat. Filsafat pendidikan menggambarkan manusia yang ideal yang diharapkan oleh masyarakat. Dengan kata lain, filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat. Filsafat pendidikan menjadi landasan untuk merancang tujuan pendidikan, prinsip-prinsip belajar serta perangkat pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Filsafat pendidikan dipengaruhi oleh dua hal yang pokok yakni:
a.    Cita-cita nasional
b.     Kebutuhan peserta didik yang hidup di masyarakat
Filsafat pendidikan sebagai suatu pandangan hidup bukan menjadi hiasan lidah belaka, melainkan harus meresapi tingkah laku semua anggota masyarakat. Nilai-nilai filsafat pendidikan harus dilaksanakan dalam perilaku sehari-hari. Hal ini menunjukkan pentingnya filsafat pendidikan sebagai landasan dalam rangka pengembangan kurikulum.[3]
Filsafat pendidikan sebagai sumber tujuan. Secara sederhana dapat ditafsirkan bahwa filsafat pendidikan adalah hal yang diyakini dan diharapkan oleh seseorang. Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau perbuatan seseorang atau masyarakat. Dalam filsafat pendidikan terkandung cita-cita  tentang model manusia yang diharapkan, sesuai dengan nilai-nilai yang disetujui oleh individu dan masyarakat.[4]
Tujuan pendidikan memuat pertanyaan-pertanyaan mengenai berbagai kemampuan yang dihadapi dapat dimiliki oleh peserta didik selaras dengan sistem nilai dan falsafah yang dianutnya.

2.    Aliran-aliran filsafat pendidikan
Pengembangan kurikulum membutuhkan filsafat sebagai acuan atau landasan berfikir. Kajian-kajian filosofis tentang kurilulm akan berupaya menjawab permasalaha-permasalahan sekitar: 1) bagaimana seharusnya tujuan pendidikan itu dirumuskan, 2) isi atau materi pendidikan yang bagaimana yang seharusnya disajikan kepada siswa, 3) metode pendidikan apa yang seharusnya digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, dan, 4) bagaimana peranan yang seharusnya dilakukan pendidik dan peserta didik.
Jawaban atas permasalahn tersebut akan sangat bergantung pada landsan filsafat mana yang digunakan sebagai asumsi atau sebagai titik tolak pengembangan kurikulum. Landsan filsafat tertentu beserta konsep-konsepnya yang meliputi konsep metafisika, epistemologi, humonologi, dan aksiologi berimplikasi terhadap konsep-konsep pendidikan yang meliputi rumusan tujuan pendidikan, isi pendidikan, metode pendidikan, peranan pendidik, dan peserta didik.[5]
              Menurut buku dasar-dasar pengembangan kurikulum oleh oemar hamalik landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum beberapa filsafah pendidikan yaitu rekonstruksisme, parenialisme, esensialisme, progresivisme.[6]
MenurutRedja Muddyaharjo, terdapat tiga sistempemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada umumnya, dan pendidikan di Indonesia pada khususnya, yaitu: Idealisme, Reaslisme, dan pragtisme. Redja Mudyaharjo (2001) merangkum konsep-konsep ketiga aliran filsafat tersebut dan implikasinya terhadap pendidikan sebagai berikut:
a.    Aliran Idealisme
Tujuan hidup pada aliran ini adalah mencari kebenaran metafisika spiritual melalui inkuiri yang cermat, dengan cara mempelajari berbagai macam buku dari penulis-penulis ulung yang telah mernemukan kebenarannya.[7]
1)   Konsep-konsep filsafat
(a)    Metafisika (hakikat manusia), realitas atau kenyataan yang sebenarnya bersifat spiritual atau rohaniah.
(b)   Humanologi (hakikat manusia), jiwa dikaruniai kemampuan berpikir/rasional. Kemampuan berpkir menyebabkan adanya kemampuan memilih.
(c)    Epistemologi (haklikat pengetahuan), pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi dan pengingatan kembali melalui berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh beberapa orang yang mempunyai akal pikiran yang cemerlang:sebagian besar manusia hanya sampai pada tingkat pendapat.
(d)   Aksiologi (hakikat nilai): kehidupan manusia diatur oleh kewajiban moral yang diturunkan dari pandangan tentang kenyataan atau metafisika. Hakikat nilai bersifat absolut/mutlak.
2)   Konsep-konsep pendidikan
(a)    Tujuan pendidikan: tujuan-tujuan pendidikan formal dan informal, pertama-tama adalah pembentukan karakter, dan kemudian tertuju pada pengembangan bakat dan kebijakan sosial.
(b)   Isi pendidikan: pengembangan kemampuan berpikir melalui pendidikan liberal atau pendidikan pendidikan umum, penyiapan keterampilan bekerja sesuatu mata pencaharian melalui pendidikan praktis.
(c)    Metode pendidikan: metode pendidikan yang disusun adalah metode dialektik/dialogic, meskipun demikian setiap metode yang efektif mendororng belajar dan diterima.
(d)   Peranan peserta didikdan pendidik: peserta didik bebas mengembangkan bakat dan kepribadiannya. Pendidik bekerja sama dengan alam dalam proses pengembangan kemampuan ilmiah. Tugas utama pendidik adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efesien dan efektif.[8]

b.    Aliran Realisme
Tujuan hidup pada aliran ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman manusia tentang jagad raya melalui penelitian ilmiah, karena kebenaran hanya ditemukan malalui percobaan-percobaan untuk menemukan hkum-hukum alam [9]
1)      Konsep-konsep filsafat
(a)    Metafisika (hakikat realitas): hakikat manusia terletakpada apa yang dapat dikerjakannya. Jiwa merupakan sebuah organisme yang sangat kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir.
(b)   Epistemology (hakikat Pengetahuan): pengetahuan diperoleh melalui pengindraan dengan menggunakan pikiran. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan memeriksa kesesuaiannya dengan fakta.
(c)    Aksiologi (hakikat nilai): tingka laku manusia diatur oleh hukum alam yang diperoleh melalui ilmu dan pada taraf yang lebih rendah diatur oleh keboiasaan-kebiasaan atau adat istiadat yang telah teruji dalam kehidupan.
2)      Konsep-konsep pendidikan
(a)    Tujuan pendidikan: tujuan pendidikan adalah dapat menyesuaikan diri secara tepat dalam hidup dan dapat melaksanakan tanggung jawab sosial.
(b)   Isi pendidikan: isi pendidikan adalah kerikulum komprehensif yang berisi semua pengetahuan yang berguna bagi penyesuaian diri dalam hidup dan tanggung jawab sosial. Kurikulum berisi unsur-unsur pendidikan liberal/pendidikan umum untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan pendidikan praktis untuk kepentingan bekerja.
(c)    Metode pendidikan didasarkan pada pengalaman langsung maupun tidak langsung. metodemengajar hendaknya bersifat logis, bertahap atau berturutan. Pembiasaan merupakan sebuah metode pokok yang dipergunakan oleh penganut realisme.
(d)   Peranan peserta didik dan pendidik: dalam hubungannya dengan pembelajaran, peranan peserta didik adalah menguasai pengetahuan yang dapat berubah-ubah. Pserta didik perlu mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap tingkat kebijakan. Peranan pendidik adalah menguasai pengetahuan, terampil dan teknik mendidik dan memiliki kewenangan untuk mencapai hasil pendidikan yang dibebakan kepadanya.[10]

c.  Aliran Pragmatisme
Tujuan hidup menurut aliran ini adalah untukmencari kebenaran sosial yang menguntungkan bagi umat manusia dengan lingkungannya dengan menerapkan prinsip falsafah yang humanistik melalui trial and error. Kebenaran dipandang sesuatu yang memperbaiki hidup umat manusia, karenanyamanaruh perhatian terhadap masalah-masalah sosial yang kritis yang mengancam kesejahteraan manusia.[11]
1)   Konsep-konsep filsafat
(a)    Metafisika (hakikat realitas): suatu teori umum tentang kenyataan tidak mungkin dan tidak perlu. Kenyataan yang sebenarnya adalah kenyataan fisik. Segala sesuatu dalam alam dan kehidupan adalah berubah (becoming).
(b)   Humonologi (hakikat manusia): manusia adalah hasil evolusi biologis, psikologis, dan sosial. Ini berarti setiap manusia tumbuh secara berangsur-angsurmencapai kemmampuan-kemampuan biologis, psikologis dan sosial.
(c)    Epistemology (hakikat pengetahuan): pengetahuan bersifat relatif dan terus berkembang. Pengetahuan yang benar adalah yang ternyata berguna bagi kehidupan.
(d)   Aksiologi (hakikat nilai): ukuran tingkah laku perorangan dan sosial ditentukan secara eksperimen dalam pengalaman-pengalaman hidup. Ini berarti tidakada nilai yang obsolut.
2)   Konsep-konsep pendidikan
(a)    Tujuan pendidikan: tujuan pendidikan adalah memperoleh pengalaman yang berguna untuk memecahkan masalah-masalah baru dalam kehidupan perorangan dan masyarakat. Tujuan pendidikan tidak ditentukan dari luar kegiatan pendidikan, tetapi terdapat dalam setiap proses pendidikan. dengan demikian, tujuan pendidikan adalah pertumbuhan sepanjang hidup.
(b)     Isi pendidikan: isi pendidikan adalah kurikulum berisi pengalaman-pengalaman yang telah teruji serta minat-minat dan kebutuhan-kebutuhan anak.
(c)      Metode pendidikan: berpikir reflektif atau metode pemecahan masalah merupakan metode utamanya, terdiri atas langkah-langkah penyadaran suatu masalah, observasi kondisi-kondisi yang ada, perumusan dan elaborasi tentang suatu kesimpulan, pengetasan mealalui suatu eksperimen.
(d)     Perananan peserta didik dan pendidik: peserta didik adalah sebuah organisme yang rumit yang mampu tumbuh, peranan pendidik adalah mengawasi dan membimbing pengalaman belajar tanpa terlampau banyak mencampuri urusan minat dan kebutuhan pesertya didik.[12]

3.    Manfaat filsafat pendidikan
Filsafat  pendidikan  pada  dasarnya  adalah  penerapan  dari pemikiran-pemikiranfilsafatuntukmemecahkan semuapermasalahan-permasalahan pendidikan.Dengan demikian filsafat ini memiliki manfaatdan memberikan  kontribusi  yang  besar  terutama  dalam memberikan kajian  sistematis  berkenaan  dengan  kepentingan  pendidikan.
Nasution  (2006)  mengidentifikasi  beberapa  manfaat  filsafat pendidikan, yaitu:
1.      Filsafat  pendidikan  dapat  menentukan  arah  akan  dibawa  ke mana  anak-anak melalui  pendidikan di  sekolah? Sekolah  ialah suatu lembaga yang didirikan untuk mendidik anak-anak ke arah yang dicita-citakan oleh masyarakat, bangsa, dan negara.
2.      Dengan  adanya  tujuan  pendidikan  yang  diwarnai  oleh  filsafat yang  dianut,  kita mendapat  gambaran  yang  jelas  tentang  hasil yang  harus  dicapai. Manusia  yang  bagaimanakah  yang  harus diwujudkan melalui usaha-usaha pendidikan itu?
3.       Filsafat  dan  tujuan  pendidikan  memberi  kesatuan  yang  bulat kepada segala usaha pendidikan.
4.      Tujuan pendidikan memungkinkan si pendidik menilai usahanya, hingga manakah tujuan itu tercapai.
5.       Tujuan  pendidikan  memberikan  motivasi  atau  dorongan  bagi kegiatan-kegiatan pendidikan.[13]

4.    Hubungan Kurikulum Dengan Filsafat Pendidikan
 Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan       karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa, maka kurikulum yang dikembangkan juga harus mencerminkan filsafah atau pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut. Oleh karena itu, terdapat hubungan yang sangat erat antara kurikulum pendidikan di suatu Negara dalam filsafat Negara yang dianutnya. Sebagai contoh pada waktu bangsa Indonesia dijajah belanda, maka kurikulum yang dianut pada masa itu sangat berorientasi pada kepentingan polotik belanda. Dengan demikian pula saat Negara kita dijajah jepang, maka orientasi kurikulumnya disesuaikan dengan kepentingan dan sistem nilai yang dianut oleh Negara Matahari Terbit tersebut. Setelah Indonesia mencapai kemerdekaannya yang secara bulat dan utuh menggunakan Pancasila sebagai dasar dan falsafah hidup dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka kurikulum pendidikan pun disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Perumusan tujuan pendidikan, penyusunan program pendidikan, pemilihan dan penggunaan pendekatan atau strategi pendidikan, peranan yang harus dilakukan pendidik/peserta didik senantiasa harus sesuai dengan falsafah hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.

5.      Pendekatan filsafat terhadap pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah salah satu upaya menghampiri makna pembelajaran melalui suatu cara pandang dan pandangan tertentu; atau aplikasi suatu cara pandang dan pandangan tertentu dalam memahami makna pembelajaran. Berbagai pendekatan dalam rangtka memahami makna pembelajaran anta lain: pendekatan fulsafati, pendekatan psikologi dan pendekatan sistem.
a.    Pendekatan filsafati terhadap pembelajaran
Sebagaimana telah diuraikan pada pokok bahasan “Landasan-landasan pengembangan kurikulum”, di dalam filsafat terdapat berbagai aliran, antara lain: idealisme, realisme, pragmatis, eksistensialisme, dan sebagainya. Sehubungan dengan ini G. F Kneller (1971), E.J. Power (1982), Callahan dan Clark (1983) mengemukakan adanyaberbagai aliran filsafat pendidikan. Setiap aliran filsafat tersebut memiliki konsepsi yang berbeda-beda mengenai pendidikan dan pembelajaran. Konsepsi dan makna pembelajaran berdasarkan pendekatan beberapa aliran filsafat pendiodikan yang berbeda tersebut dipaparkan sebagai berikut:[14]
1)   Idealisme: pembelajaran adalah kegiatan tanya jawab (dialektika) antara guru dan siswa, melatih keterampilan berpikir siswa, serta pemberian teladan dalam hal pengetahuan, nilao dan moral dalam keyakinan dan tingfkah laku guru, agar siswa dapat menemukan jawaban atas masalah yang dihadapinya sehingga dapat menguasai pengetahuan yang sudah diterima dan dapat mengembangkan karakter dan bakat-bakatnya.
2)   Realisme: pembelajaran adalah kegiatan guru menciptakan kondisi lingkungan dengan disiplin tertentu untuk dialami siswa, agar siswa menguasai pengetahuan yang esensial yang terbentuk kebiasaan-kebiasaan, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan alam dan lingkungan sosialnya, serta mampu melaksanakan tanggung jawab sosial.
3)   Pragmatisme: pembelajaran adalah kegiatan guru memfasilitasi dan membimbing siswa belajar memecahkan masalah melalui aktivitas/kerja, inquiry tau sesuai minat, bakat dan kebutuhan  siswa, yang dilakukan secara terpadu dan konstektual dengan realitas yang dipandang selalu berubah, agar siswa mampu memecahkan berbagai masalah hidup pribadi dan sosial yang dihadapinya secara demoktaris.
4)   Konstruksivisme: pembelajaran adalah kegiatan guru memfasilitasi dan membimbing siswa berpikir, agar siswa dapat mengembangkan konsep dan pengertian tentang sesuatu sebagai hasil konstruksi aktif siswa sendiri melalui pengalaman yang sesuai dengan situasi dunia nyata siswa.
5)   Eksistensialisme: pembelajaran adalah kegiatan guru mendampingi siswa (belajar) berdasarkan minat bakat dan kebutuhan-kebutuhannya. Untuk sampai pada penyadaran diri dan mengembangkan komitmen yang berhasil mengenai sesuatu yang penting dan bermakna bagi eksistensinya (keberadaannya).[15]
6)   Filsafat pendidikan nasional (pancasila): pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan pembelajaran meliputi berbagai kompetensi yang dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional. Dan diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan nasional.Yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[16]
BAB III
PENUTUP


Simpulan

Pada  prinsipnya  ada  empat  landasan  pokok  yang  harus dijadikan dasar dalam setiap pengembangan kurikulum, dan sesuai dengan inti pembahasan kami maka dapat disimpulkan tiga landasan pengembangan kurikulum, yakni sebagai berikut :
Landasan Filosofisyaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikat  manusia, hakikat  pengetahuan,  dan  hakikat  nilai  yang menjadi  titik  tolak  dalam  mengembangkan  kurikulum. Asumsi-asumsi  filosofis  tersebut  berimplikasi  pada  perumusan  tujuan pendidikan, pengembanganisiataumateri-materiyang bersangkutan pada pendidikan,penentuan  strategi,  serta  pada  peranan  peserta  didik  dan peranan pendidik.

            Tujuan pendidikan Nasional Indonesia bersumber pada pandangan hidup masyarakat, berbangsa dan bernegara yaitu pancasila. Ini berarti bahwa pendidikan di Indonesia harus membawa pserta didik agar menjadi manusia yang ber-pancasila dan kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapaiu tujuan pendidikan tersebut.


[1]Soetopo, Hendyat, Soemanto, Wasty, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 1993), h.  46.

[2]Redja Mudyahardo, Landasan-Landasan  Filosofis Pendidikan, (Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, 2008) h.83.

[3]Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosydakarya, Bandung), h. 60.

[4]Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara:2008)hal, 19-20

[5]Tim Pengembangan MKDP Kurikulu,m dan Pembelajaran, kurikulum dan pembelajaran, (Jakarta:Rajawali Pers, 2011), h. 22.

[6]Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, h. 62-64.

[7]Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 80.
[8]Tim Pengembangan MKDP Kurikulu,m dan Pembelajaran, kurikulum dan pembelajaran, h. 22-23.
[9]Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, h. 80.
[10]Tim Pengembangan MKDP Kurikulu,m dan Pembelajaran, kurikulum dan pembelajaran, h. 23-24.
[11]Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, h. 80-81.
[12] Tim Pengembangan MKDP Kurikulu,m dan Pembelajaran, kurikulum dan pembelajaran, h. 24-25.

[13]Nasution, Kurikulum Dan Pengajaran, (Bandung: Sinar Grafika Offset, 2006), h. 15-16.
[14]Tim Pengembangan MKDP Kurikulu,m dan Pembelajaran, kurikulum dan pembelajaran, h. 190.
[15]Tim Pengembangan MKDP Kurikulu,m dan Pembelajaran, kurikulum dan pembelajaran, h. 192.

[16]Tim Pengembangan MKDP Kurikulu,m dan Pembelajaran, kurikulum dan pembelajaran, h. 193.

1 komentar:

  1. Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
    SITUS GAME KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
    Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
    dengan kemungkinan menang sangat besar.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
    • AduQ
    • BandarQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • FaceBook : @TaipanQQinfo
    • WA :+62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    Come & Join Us!!

    BalasHapus