Kamis, 05 Januari 2017

MAKALAH PSIKOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN


Anak merupakan amanah bagi orang tua dan anak memiliki hati yang masih suci dari berbagai pengaruh, dengan keadaan yang sangat lemah ketika dilahirkan, maka sudah pasti tidak mungkin dapat hidup terus jika tidak mendapat pertolongan  dan pemeliharaan dari orang tua atau lingkungan.
Sebagai orang tua yang bertanggung jawab  pasti menghendaki anaknya menjadi orang yang berwatak baik dan berguna bagi masyarakat.  Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya sungguh besar tidak cukup hanya dengan memberi makan, minum dan pakaian tetapi orang tua wajib mendidik (memberikan pendidikan) kepada anaknya.
Pendidikan adalah pimpinan orang dewasa terhadap anak dalam perkemabnaganya ke arah kedewasaan. Anak harus dididik menjadi orang yang sanggup mengenal dan berbuat menurut kesusilaan. Orang dewasa adalah orang yang sudah mengetahui dan memiliki nilai-nilai hidup, norma-norma kesusilaan, keindahan, keagamaan, kebenaran, dan sebagainya dan hidup sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma itu. (Ngalim Purwanto, 2007 : 19)
Memberikan pendidikan agama islam kepada anaknya tidak cukup hanya dengan memasukan anak ke dalam lembaga pendidikan tertentu, karena selain di sekolah anak juga harus mendapat pendidikan agama  dari keluarga.
Dalam pendidikan anak, kedua orangtua merupakan sosok manusia yang pertama kali dikenal anak, yang karenanya perilaku keduanya akan mewarnai proses perkembangan kepribadian anak selanjutnya, sehingga factor keteladanan dari keduanya menjadi sangat diperlukan, karena apa yang didengar, dilihat dan dirasakan anak di dalam berinteraksi  dengan kedua orang tua akan sangat membekas dalam memori anak.
Kesadaran orang tua terhadap tanggung jawab dan peranannya sebagai pendidik yang pertama  dan utama sangatlah mempengaruhi perkembangan diri anak. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat juga merupakan pangkal dari terbentuknya masyarakat.  Oleh karena itu keluarga merupakan wadah yang pertama dan fundamental bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
keberhasilan belajar anaknya perlu adanya dorongan atau motivasi dari keluarga terutama orang tuanya sebagai pendidik yang utama.  Dalam makalah ini akan membahas tentang kerjasama orang tua dan sekolah dalam psikologi pendidikan Islam

























BAB II
PEMBAHASAN


A.    Orang Tua
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tentang pengertian orang tua adalah ayah, ibu kandung. [1]
Zakiah Daradjat dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam menulis bahwa orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.  Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.[2]
Menurut Noer Aly orang tua adalah orang dewasa yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada di tengah-tengah ibu dan ayahnya.  Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya.[3]
Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua adalah orang tua kandung atau wali yang mempunyai tanggung jawab dalam pendidikan anak. Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak pada kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud bekal adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak. Orang tua ibu dan ayah memegang peranan penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya.  Seorang ayah, di samping memiliki kewajiban untuk mencari nafkah bagi keluarganya, dia juga berkewajiban untuk mencari tambahan ilmu bagi dirinya karena dengan ilmu-ilmu itu dia akan dapat membimbing dan mendidik diri sendiri dan keluarga menjadi lebih baik.  Demikian halnya dengan seorang ibu, di samping memiliki kewajiban dan pemeliharaan keluarga dia pun tetap memiliki kewajiban untuk mencari ilmu.  Hal itu karena ibulah yang selalu dekat dengan anak-anaknya.
Dengan demikian jelaslah bahwa orang tua memiliki kedudukan dan tanggung jawab yang sangat besar terhadap anaknya, karena mereka mempunyai tanggung jawab memberi nafkah, mendidik, mengasuh, serta memelihara anaknya untuk mempersiapkan dan mewujudkan kebahagiaan hidup anak di masa depan.  Atau dengan kata lain bahwa orang tua umumnya merasa bertanggung jawab atas segalanya dari kelangsungan hidup anak-anaknya, karena tidak diragukan lagi bahwa tanggung jawab pendidikan secara mendasar terpikul pada orang tua.

B.   Anak
Sebagaimana definisi anak secara umum, maka anak merupakan sekelompok manusia yang belum dewasa yang masih dalam taraf perkembangan dan pertumbuhan sehingga memerlukan bimbingan dan pembinaan dari orang dewasa.
Anak merupakan makhluk yang masih terus tumbuh dan mengalami perkembangan, dan pertumbuhan serta perkembangan seorang anak tidak lepas dari peran orang tuanya.
Menurut pendapat Hohn Amos Comenius sebagaimana dikutip oleh M. Dalyono dalam bukunya Psikologi Pendidikan bahwa perkembangan pribadi manusia ditinjau dari teknis umum penyelenggaraan pendidikan terdiri atas 5 tahap, yaitu:
1.      Tahap enam tahun pertama:  tahap perkembangan fungsi pengindraan yang memungkinkan anak mulai mampu untuk mengenal lingkungannya.
2.      Tahap enam tahun kedua: tahap perkembangan ingatan dan imajinasi individu yang memungkinkan anak mulai mampu menggunakan fungsi intelektual dalam usaha mengenal dan menganalisis lingkungannya.
3.      Tahap enam tahun ketiga: tahap perkembangan fungsi intelektual yang memungkinkan anak mulai mampu mengevaluasi sifat-sifat serta menemukan hubungan antar variabel di dalam lingkungannya.
4.      Tahap enam tahun ke empat: tahap perkembangan fungsi kemampuan berdikari, “self direction” dan “self controle”.
5.      Tahap kematangan pribadi: tahap dimana intelek memimpin perkembangan pribadi dimana manusia berkemampuan mengasihi Allah dan sesama manusia. [4]
Masa perkembangan intelektual pada masa anak bersekolah (7 s.d 12 tahun).  Beberapa ciri pribadi anak masa ini antara lain:
a.    Kritis dan realistis
b.    Banyak ingin tahu dan suka belajar
c.    Ada perhatian terhadap hal-hal praktis dan konkret dalam kehidupan sehari-hari.
d.   Mulai timbul minat terhadap bidang-bidang pelajaran tertentu.
e.    Sampai umur 11 tahun anak suka minta bantuan kepada orang dewasa dalam menyelesaikan tugas-tugas belajarnya.
f.     Setelah umur 11 tahun anak mulai ingin bekerja sendiri dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar.
g.    Mendambakan angka-angka raport yang tinggi tanpa memikirkan tingkat prestasi belajarnya.
h.    Anak suka berkelompok dan memilih teman-teman sebaya dalam bermain dan belajar. [5]
Adapun perlakuan pendidikan pada tahap perkembangan psikologis anak pada tahap perkembangan intelektual ini di antaranya :
1)   Memberi latihan berpikir
2)   Memberi pengalaman langsung
3)   Memberi motivasi intrinsik agar anak mau belajar  secara otoaktif
4)   Menggunakan evaluasi sebagai sarana motivasi belajar.
5)    Menggunakan evaluasi secara psikologis, adil dan fleksibel. [6]

Jadi orang tua sebagai pendidik harus memperhatikan perkembangan pribadi anak sebagai dasar penentuan pendidikan yang sesuai dengan periode atau tingkat usia kemampuan berfikir anak

C.  Peran Orang Tua dalam Perkembangan Psikologi Anak
Masa balita seorang anak merupakan masa yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa emas ini otak mengalami perkembangan yang sangat pesat dimana jaringan koneksi otak terbentuk dan aktif sehingga mampu menyerap informasi maupun merespon stimulasi baru dengan kecepatan dua kali lebih cepat dari orang dewasa. Karena itu peran orang tua dalam perkembangan psikologi anak balita sangat penting karena akan mempengaruhi perkembangan anak di masa selanjutnya. Pada masa penting ini anak membutuhkan pola asuh dan berbagai stimulasi yang tepat yang akan menentukan tumbuh dan kembang anak termasuk perkembangan tingkat kecerdasan anak itu sendiri. Setiap anak mempunyai kemampuan menyerap informasi baru dan merespon stimulasi baru yang berbeda-beda, karena itulah orang tua harus memahami psikologi anak dalam mengasuh dan mendidik dalam masa pertumbuhannya agar anak dapat terarah dengan benar.
Komunikasi yang baik dengan anak akan membantu perkembangan anak dan mengajari anak untuk mengatasi maupun menghindari konflik. Pada usia balita anak dapat diberikan informasi hubungan sebab akibat yang dasar sehingga membentuk pola berfikir yang semakin rasional pada anak tersebut. Membangun kemandirian anak dalam melakukan hal-hal tertentu juga harus dilatih sejak dini, seperti dalam tengkurap, duduk, berjalan maupun makan yang pada akhirnya seorang anak akan bisa mandiri dan percaya diri dengan apa yang dilakukan sendiri.
Peran orang tua dalam perkembangan psikologi anak balita tidak hanya dengan memberikan pelajaran dengan bahasa yang komunikatif namun lebih dari itu anak akan lebih cepat melihat contoh perilaku dari orang tuanya. Oleh karena orang tua harus berhati-hati dalam berperilaku sehari-hari apalagi saat di depan anak karena semua itu akan terekam dan ditiru oleh anak.
Pada usia balita karakter dan watak seorang anak mulai terbentuk dan akan berkembang dengan pengaruh kondisi lingkungan dan pengalaman yang didapatkan dalam masa perkembangannya itu. Oleh karena itu orang tua harus bijaksana dalam memberikan pola asuh dengan mempertimbangkan dampak positif dan negatif terhadap pembentukan watak dan karakter anak. Memberikan teguran dengan cara yang baik pada saat anak berbuat kesalahan sebaiknya dilakukan orang tua dengan memberikan pengertian mengenai dampak dari tindakan yang dilakukan. Selain itu memberikan pujian pada saat anak bertindak positif akan memberikan motivasi dan percaya diri dalam diri anak sehingga dia akan lebih memahami bagaimana harus bersikap nantinya. Peran orang tua dalam perkembangan psikologi anak balita akan berubah seiring dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan psikologi anak.

D.   Peran Orang Tua Dalam Pendidikan
Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT.dalam surat At-Tahrim (ayat: 6)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (٦)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Sebagai pemimpin dalam keluarga orang tua harus mendahulukan pendidikan dalam keluarganya agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang tidak baik. Peran orang tua sangat menentukan keberhasilan pendidikan anak-anaknya, di antaranya orang tua berperan sebagai
1.         Pendidik (edukator)
Pendidik dalam Islam yang pertama dan utama adalah orang tua, yang bertanggung jawab terhadap anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, potensi kognitif dan potensi psikomotor.[7]
2.                              Pendorong (motivator)
Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan.  Yang bisa  berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu.  Dan motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru, teman-teman dan anggota masyarakat.[8]
Di sinilah orang tua berperan menumbuhkan motivasi atau rangsangan dari luar yang kemudian mampu secara alamiah menumbuhkan motivasi dari dalam diri anak tersebut.
3.                              Fasilitator
Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku dan lain-lain. [9] Jadi orang tua  berkewajiban memenuhi fasilitas belajar agar proses belajar berjalan dengan lancar.
4.                              Pembimbing
Sebagai orang tua tidak hanya berkewajiban memberikan fasilitas dan biaya sekolah saja.  Tetapi anak juga membutuhkan bimbingan dari orang tuanya.
Sekolah merupakan kegiatan yang berat dalam proses belajar banyak dijumpai kesulitan, kadang-kadang anak mengalami lemah semangat.  Orang tua wajib memberikan pengertian dan mendorongnya membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. [10]
Oleh sebab itu orang tua harus mempunyai waktu dalam mendampingi anak-anaknya.  Pada saat itulah anak diberi pengarahan dan nasehat agar lebih giat belajar.

E.   Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Pendidikan
Orang tua bukan hanya menjadi bapak dan ibu bagi anak-anaknya tetapi juga menjadi pendidik yang bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya. “The family is responsible for preparing the young child to live in society for teaching the child the language, the attitudes and some of the basic skills he or she will need”. [11]
Keluarga bertanggung jawab untuk mempersiapkan anak kecil untuk hidup di masyarakat untuk mengajari anak berbahasa, bersikap dan beberapa kemampuan dasar yang dia laki-laki atau perempuan butuhkan”.
Menurut Zakiah Daradjat tanggung jawab pendidikan Islam yang dibebankan orang tua sekurang-kurangnya adalah:
1.      Memelihara dan membesarkan anak.  Ini adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.
2.      Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmaniah maupun rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dan tujuan hidup yang sesuai dengan falsafat hidup dan agama yang dianutnya.
3.      Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang akan dicapainya.
4.      Membahagiakan anak, baik dunia maupun akherat, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim.[12]

Orang tua sebagai pendidik dalam keluarga memiliki tanggung jawab terhadap anggota keluarganya.  Dalam hal ini orang tua berkewajiban memenuhi kebutuhan pendidikan, sandang, pangan, papan dan kesehatan sehingga anak mampu untuk hidup sendiri.

من القو اعد التربوية المحمع عليهالدى علماء الاجتماع والنفس والتر بية تقوية الصلة ما بين المربي والولد ليتم القفاعل التربوي على احسن وجه ويكتمل التكوين العلمي والنفسي والحلقي على أنبل معنى!! ... [13]

Di antara prinsip pendidikan yang telah disepakati para ahli ilmu sosial, ahli psikologi dan ilmu pendidikan adalah memperkuat hubungan antara pendidik dengan anak, agar interaksi edukatif dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.  Pembentukan intelektual, spiritual, dan moral dapat berjalan sesempurna mungkin.
Orang tua sebagai pendidik harus senantiasa menjalin hubungan baik dengan anak agar tidak terdapat jurang pemisah dan jarak antara anak dengan orang tua sebagai pendidik sehingga pendidikan dapat tercapai dengan baik.  Orang tua hendaknya mencari cara-cara positif dalam menciptakan kecintaan anak, memperkuat hubungan, mengadakan kerjasama antara mereka dan menumbuhkan kasih sayang mereka.

F.  Kedudukan Psikologi Sekolah Dalam Ilmu Psikologi
Psikologi sekolah berada di bawah naungan psikologi pendidikan, dimana psikologi sekolah berfokus pada pendidikan yang diberikan secara formal, yakni dimulai dari tingkat Playgroup sampai ke SMA. Psikologi sekolah membahas hanya sebagian dari psikologi pendidikan, dimana psikologi sekolah menekankan bagaimana cara anak menerima pelajaran dengan lebih efektif, misalnya menyesuaikan kematangan fisik anak dengan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan anak dalam memperkuat informasi yang diterimanya selama masa sekolah.

G.  Perbedaan Psikologi Sekolah Dan Psikologi Pendidikan
Psikologi sekolah merupakan profesi dengan area kerja yang lebih sempit jika dibandingkan dengan Psikologi pendidikan. Biasanya psikolog yang bekerja di bidang pendidikan dibedakan atas Psikolog Pendidikan dan Psikolog Sekolah. Peran psikolog Sekolah lebih ditekankan sebagai ahli npsikolog sekolah (school psychologist), ahli psikolog masyarakat (community psychologist), dan sebagai guru bidang studi Psikologi Pendidikan. Terdapat penekanan fungsi peran psikolog sekolah pada tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan di sekolah itu sendiri.  Antara lain yaitu, melakukan diagnostik dalam arti luas, pelaksanaan tes, melakukan wawancara dengan siswa, guru, orangtua dan orang lain yang mempengaruhipendidikan siswa; serta mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa. Dan bila Psikolog sekolah ahli menerapkan profesi psikologi sekolah, maka psikolog pendidikan kebanyakanbekerja di fakultas dalam lingkungan universitas atau di lembaga penelitian seperti lembaga pendidikan dan latihan (diklat). Dan lebih berfokus pada riset pendidikan dan pengembanganmetode belajar yang meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri.

H.  Fungsi Sekolah Sebagai Agen Perubahan:
Sekolah mempunyai fungsi transformatif, setidak-tidaknya sekolah harus dapat mengikuti laju perkembangan agar bangsa jangan ketinggalan dalam kemampuan dan pengetahuan dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Untuk itu, kurikulum harus senantiasa mengalami pembaruan dan perubahan. Perubahan dari negara agraria menjadi negara industri modern memerlukan orientasi baru bagi sekolah kejuruan yang menyediakan tenaga kerja yang sesuai dan juga sekolah-sekolah lain. Di samping itu sekolah juga turut mendidik generasi muda agar hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang cepat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sekolah memegang peranan penting sebagai agent of change untuk membawa perubahan-perubahan sosial, akan tetapi dalam norma-norma sosial, seperti keluarga, agama, filsafat bangsa, sekolah cenderung untuk mempertahankan yang lama dan dengan demikian mencegah terjadinya perubahan yang dapat mengancam keutuhan bangsa[14]

I.     Peran Psikolog Sekolah : 
  1. Mengkomunikasikan hasil evaluasi psikologis untuk orang tua, guru, dan lain-lain sehingga mereka dapat memahami sifat kesulitan siswa dan bagaimana untuk melayani kebutuhan siswa. 
  2. Melakukan penelitian tentang instruksi yang efektif, manajemen perilaku, program-program sekolah alternatif, dan intervensi kesehatan mental. 
  3. Menilai dan mengevaluasi berbagai masalah yang berkaitan sekolah dan aset anak dan remaja di sekolah yang ditugaskan.  
  4. Intervensi langsung dengan siswa dan keluarga melalui konseling individu, kelompok pendukung, dan pelatihan keterampilan.Terlibat dalam pencegahan krisis dan layanan intervensi.
  5.  Dapat melayani satu atau beberapa sekolah di daerah sekolah atau bekerja untuk sebuah pusat kesehatan mental masyarakat dan / atau dalam lingkungan universitas.
J.  Peran Psikolog Sekolah Dengan Siswa Untuk: 
1.     Memberikan konseling, pengajaran, dan pendampingan bagi mereka berjuang dengan masalah sosial, emosi, dan perilaku 
2.     Meningkatkan prestasi dengan menilai hambatan belajar dan menentukan strategi instruksional terbaik untuk meningkatkan pembelajaran
3.     Mempromosikan kesehatan dan ketahanan dengan memperkuat komunikasi dan keterampilan sosial, pemecahan masalah, manajemen kemarahan, self-regulasi, penentuan nasib sendiri, dan optimisme
4.     Meningkatkan pemahaman dan penerimaan beragam budaya dan latar belakang
K. Peran Psikolog Sekolah Dengan Siswa Dan Keluarganya Untuk: 
1.     Konsultasi dengan orang tua untuk membantu dalam memahami pembelajaran dan penyesuaian proses anak-anak. 
2.     Mengajarkan keterampilan orangtua, strategi pemecahan masalah, penyalahgunaan zat, dan topik lainnya yang berkaitan dengan sekolah sehat.
3.     Mengidentifikasi dan alamat belajar dan masalah perilaku yang mengganggu dengan keberhasilan sekolah
4.     Evaluasi kelayakan untuk layanan pendidikan khusus (dalam sebuah tim multidisiplin)
5.     Dukungan siswa sosial, emosional, dan perilaku kesehatan
6.     Mengasuh, Mengajar,dan meningkatkan kolaborasi rumah-sekolah
7.     Membuat arahan dan membantu mengkoordinasikan dukungan layanan komunitas[15]

BAB III
PENUTUP


Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
Orang tua adalah orang tua kandung atau wali yang mempunyai tanggung jawab dalam pendidikan anak. Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak-anaknya.  Orang tua sebagai pendidik harus senantiasa memperhatikan perkembangan pribadi anak sebagai penentu dalam perlakuan pendidikan yang sesuai dengan periode atau tingkat usia serta kemampuan berfikir  anak yang mana  perkembangan pribadi manusia ditinjau dari teknis umum penyelenggaraan pendidikan terdiri atas 5 tahap.
Masa balita seorang anak merupakan masa yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Komunikasi yang baik dengan anak akan membantu perkembangan anak dan mengajari anak untuk mengatasi maupun menghindari konflik. Peran orang tua dalam perkembangan psikologi anak balita tidak hanya dengan memberikan pelajaran dengan bahasa yang komunikatif namun lebih dari itu anak akan lebih cepat melihat contoh perilaku dari orang tuanya
Selain orang tua, sekolah juga mempunyai peran penting bagi anak, Psikologi sekolah berada di bawah naungan psikologi pendidikan, dimana psikologi sekolah berfokus pada pendidikan yang diberikan secara formal, yakni dimulai dari tingkat Playgroup sampai ke SMA. Psikologi sekolah membahas hanya sebagian dari psikologi pendidikan, dimana psikologi sekolah menekankan bagaimana cara anak menerima pelajaran dengan lebih efektif, misalnya menyesuaikan kematangan fisik anak dengan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan anak dalam memperkuat informasi yang diterimanya selama masa sekolah.




[1]Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 995.
[2] Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 35.
[3] Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 87.
[4] M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 101-102.
[5] Ibid.,hlm. 96-97
[6] Ibid.,hlm. 103
[7] Noeng Muhadjir, Sosiologi Pendidikan, (Yogyakarta: Rike Sarasin, 1993), hlm. 167.
[8] M Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), hlm. 57.
[9] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 63.
[10] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya,hlm. 64.
[11] Judith Rich Harris Robert M. Liebert, The Child Development From Birth Throught Adolescence, (New Jersey: Prentice Hall, 1984), hlm. 39.
[12] Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 35.
[13] Abdullah Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam Juz II, Beirut: Darussalam

1 komentar:

  1. Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
    SITUS GAME KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
    Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
    dengan kemungkinan menang sangat besar.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
    • AduQ
    • BandarQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • FaceBook : @TaipanQQinfo
    • WA :+62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    Come & Join Us!!

    BalasHapus